Rabu, 11 November 2009

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI OPTIMALISASI FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN (LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KELUARGA)

Rabu, 11 November 2009 |
A. Latar belakang
Penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan terdiri atas tiga bagian. yaitu, pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai dari pendidikan adalah pembentukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.1
Idealnya, pembentukan aspek kognitif menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidik di sekolah, pembentukan aspek afektif menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua dan pembentukan aspek psikomotorik menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat.

Dengan adanya pembagian tugas seperti ini, masalah pendidikan sebenarnya menjadi tanggung jawab semua pihak: orang tua, pendidik dan masyarakat. Pendidikan moral seperti agama, budi pekerti, dan etika menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua. Pendidikan keterampilan menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat. Sedangkan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tugas dan tanggung jawab para pendidik di sekolah.
Permasalah yang muncul adalah tidak setiap keluarga mampu memberikan pendidikan yang dimaksud dalam keluarga, maka dari itu sekolah merasa perlu untuk memberikan tanggungjawabnya untuk mengembangkan seluruh potensi siswa baik aspek kognetif, afektif maupun psikomotorik secara terpadu, sehingga ada beberapa sekolah memadukan semua potensi yang dapat bermanfaat bagi siswa1.
Pada umumnya sekolah sebagai lembaga pendidikan dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar dijadikan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah2. Karena itu, sekolah senantiasa memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, dan pembentukan sikap mental yang baik bagi peserta didiknya.
Melihat dari kenyataan, bahwa lembaga pendidikan bukan hanya sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, akan tetapi, dijadikan tumpuan dan harapan orang tua, keluarga masyarakat, bahkan pemerintah, dalam pengembangan potensi skill, keterampilan serta pembentukan sikap, mental serta spiritual yang baik. Maka perlu adanya strategi yang dilakukan pihak institusi dalam hal ini kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan, untuk memenuhi harapan stake holder tersebut. Sebagai bentuk peningkatan mutu pendidikan bagi institusi sekolah yang dipimpinnya.
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penulis akan meneliti bagaimana strategi kepala sekolah dalam menanggapi harapan dan tumpuan keluarga, masyarakat dalam hal pembentukan peserta didik menjadi insan kamil yang keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat, penulis merasa perlu mengajukan sebuah Karya Ilmiah dengan judul :” Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Melalui Optimalisasi Lingkungan Pendidikan (Lngkungan Sekolah dan Keluarga) Di SD Integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya” , Sebagai bentuk kepedulian dan sumbangsih pemikiran yang akan menjadi bagian dari solusi problema yang telah kami paparkan diatas.

B. Definisi Operasional
Untuk menciptakan kesatuan persepsi antara penulis dan pembaca, juga untuk mempermudah pemahaman terhadap proposal ini, maka kami dalam hal ini perlu menjelaskan atau memberikan penegasan terhadap judul yang diajukan. Diantara yang akan diberi penegasan adalah:
1.Strategi Kepala Sekolah
Strategi berarti ilmu siasat perang atau muslihat untuk mencapai sesuatu.3 Acdon mendefinisikan, strategi sebagai kerangka yang membimbing dan mengendalikan pilihan-pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi, perusahaan ataupun institusi pendidikan.4
Kepala Sekolah, adalah bagian yang sangat berpengaruh dan punya peran untuk mengatur aktifitas sekolah, membina personil sekolah dan mengembangkan sekolah.5
Dari definisi-definisi parsial diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa Strategi kepala sekolah adalah kerangka bimbingan serta arahan untuk mengatur dan membina segala bentuk aktivitas sekolah yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengaruh di dalam sebuah institusi pendidikan.
2.Meningkatkan mutu pendidikan
Dalam kamus Ilmiah popular mutu didefinisikan sebagai kualitas, nilai sesuatu ataupun derajat.6 sedangkan menurut Nur Kholis mutu sebagai. Pertama mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kedua, mencakup produk, jasa, manusia proses dan lingkungan. Ketiga merupakan kondisi yang selau berubah7 . berdasarkan dari beberapa elemen frasa kata tersebut maka mutu dapat didefinisikan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau bahkan melebihi harapan yang akan dicapai sebuah lembaga pendidikan.
Pendidikan adalah proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, dan karakter melalui persekolahan formal (Webster’s New World Dictionery (1962)).8 dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (No.20 tahun 2003) istilah pendidikan didefinisikan dengan, usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, penegendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan keluarganya.9
Dengan demikian dapat diambil satu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan meningkatkan mutu pendidikan dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh institusi sekolah dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi bawaan peserta didik baik jasmani, intelektual maupun spiritual peserta didik seutuhnya. Sehingga menjadi insan kamil yang akan menjadi khalifah dan hamba Allah yang memiliki tugas mensejahterakan bumi.
3.Fungsi lingkungan pendidikan
Fungsi berarti manfaat, guna, faedah.10
Lingkungan Pendidikan adalah tempat anak untuk mendapatkan suatu pengajaran yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan baik yang bersifat formal maupun non formal. Lingkungan Pendidikan terdiri atas 11:
a.Pendidikan Informal
Merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak dalam lingkup keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting, terutama orang tua yang menjadi pendidik atau pengajar yang pertama dan utama. Sebelum memasuki bangku sekolah, orang tualah yang akan membentuk kepribadian anak mereka.
b.Pendidikan Formal,
Merupakan pendidikan yang secara umum diberikan di sekolah, yaitu dari jenjang TK, SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Dalam lingkup sekolah, anak-anak akan dididik oleh pengajar atau guru yang sudah prefesional.
c.Pendidikan Non Formal
Merupakan pendidikan yang diberikan dalam lingkup kemasyarakatan. Anak-anak akan mendapatkan hal yang baru dalam pergaulan mereka dalam masyarakat. Mereka juga akan menyadari arti pentingnya dalam hidup bermasyarakat. Tanpa masyarakat kita tidak akan hidup, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial.

Kalau kita pahami dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Pendidikan adalah tiga unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan dan menjadi pusat kegiatan pendidikan.
Jadi kalau kita gabungkan antara kata fungsi dan Lingkungan pendidikan maka dapat diambil makna baru yaitu faedah atau manfaat dari tiga unsur penting dalam pendidikan yang akan dioptimalisasikan manfaatnya dalam dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

4.SD Integral Luqman Al Hakim
Adalah sebuah lembaga pendidikan dasar formal dibawah naungan Lambaga pendidikan Islam Hidayatullah, di Pondok pesantren Hidayatullah Surabaya. Terletak di Surabaya timur tepatnya dijalan Kejawan putih Tambak VI/1, yang mempunyai pola pendidikan integral dengan program unggulan Full day school.

Dari judul yang telah diberi penegasan serta definisi secara terperinci diatas maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan” Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Optimalisasi Fungsi Lingkungan Pendidikan (Lngkungan Sekolah dan Keluarga di SD integral Luqman Al Hakim” adalah Usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah SD integral Luqman Al Hakim dalam memaksimalkan semua potensi lingkungan pendidikan (kaluarga dan sekolah) untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah Dasar Integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.


C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Langkah apa yang ditempuh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi fungsi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) di SD Integral Luqman Al Hakim.
2. kendala-kendala apa yang di hadapi kepala sekolah dalam optimalisasi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) di SD integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.
3. Solusi dan strategi apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memecah problem optimalisasi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) di SD integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.

D. Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui langkah-langkah yang ditempuh kepala sekolah SD Integral Luqman Al Hakim dalam mengoptimalkan Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) di SD Integral Luqman Al Hakim

2.Untuk mengetahui kendala-kendala apa yang di hadapi kepala sekolah dalam mengoptimalikan fungsi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) di SD integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.

3.untuk mengetahui dan strategi apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengoptimalkan fungsi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) di SD integral Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.
E. Manfaat Penelitian
1.Manfaat Penelitian secara teoritis
Secara teoritis hasil peneltian ini bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan memberikan sumbangsih teoritis pada dunia pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan manajemen layanan khusus yang secara spesifik adalah manajemen strategi kaitannya dengan optimalisasi fungsi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) yang merupakan komponen utama dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat praktis penelitian.
Manfaat praktis penelitian ini dilakukan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat oleh peneliti selama dalam perkuliahan selama 4 tahun. Selain itu penelitian ini diajukan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar starata satu (S1) di sekolah tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya.




F. Metode Penelitian.
1.Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses kegiatan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi fungsi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga) yang meliputi langkah-langkah yang ditempuh, kendala-kendala yang dihadapi, serta pemecahan permasalahan yang sedang dihadapi. Berdasarkan apa yang terjadi dilapangan dengan menggunakan pendekatan fenomenologis dan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dilapangan dan dilakukan dengan jalan berbagai metode yang ada 12.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama metode penelitian kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak kedua metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi13


2. Subyek dan Objek Penelitian
Subjek adalah keseluruhan yang ada dalam variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang merupakan subjek adalah kepala sekolah, di mana kita ketahui kedudukan kepala sekolah dalam sebuah lembaga pendidikan, salah satunya adalah sebagai orang yang bertanggung jawab dalam mengembangkan pendidikan disekolah yang di pimpinnya. Dan Lingkungan pendidikan yaitu lingkungan sekolah dan keluarga sebagai objek atau sasaran strategik penelitian.
Adapun objeknya yaitu strategi yang digunakan oleh kepala sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi fungsi Lingkungan pendidikan (Lingkungan Sekolah dan Keluarga)
3. Jenis dan Sumber Data
Terkait dengan jenis data yang digunakan, serta dari mana saja sumber data dapat diperoleh, dapat dilihat dari penjelasan berikut ini :
a. Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dimana data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka. Adapun jika dalam penelitian ini terdapat sajian data dalam bentuk angka-angka, maka data tersebut hanya merupakan data tambahan yang sifatnya sekunder bukan prioritas.


b. Sumber Data
Adapun sumber data dari penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut :
1)Sumber data primer
Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai, yang dicatat melalui perekaman “audio tapes”, pengambilan foto dan lain-lain. Sumber data primer ini terdiri dari data tertulis dan lisan. Data lisan ini diperoleh dari key informan, yakni kepala sekolah, melalui wawancara yang terkait dengan strategi kepala sekolah dalam mengoptimalkan fungsi lingkungan pendidikan. Selain itu data lisan juga diperoleh dari objek prilaku strategik yakni guru-guru SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya.
2)Sumber data sekunder
Adapun di luar dari data utama adalah data tambahan (sekunder) yang berfungsi untuk melengkapi data utama. Seperti dokumen-dokumen tertulis dari subjek yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait dengan obyek penelitian. Berupa data-data tentang sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya. Dan data-data lain yang di dapatkan di lapangan yang dapat memberikan informasi dari objek penelitian.
Dalam penentuan responden atau yang akan menjadi sampel, peneliti menggunakan tehnik purposive sampling. Pemilihan tehnik ini lebih pada pertimbangan bahwa pengambilan sampel sumber data karena tujuan tertentu. Misalnya orang yang menjadi responden itu dianggap lebih tahu (key informan) karena punya posisi tinggi atau pelaku utama tentang masalah yang diteliti dan diyakini dapat memberikan informasi atau data yang lengkap sesuai harapan peneliti.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang ada di lapangan, peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif, yakni :
a.Observasi
Observasi atau pengamatan, pengertiannya tidak sesempit defenisi orang pada umumnya, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Lebih jauh, di dalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.14
Pada metode ini, peneliti menggunakan metode observasi sistematis dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Adapun yang akan diamati oleh peneliti adalah bagaimana strategi kepala sekolah dalam memaksimalisikan potensi lingkungan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Integral Luqman Al-Hakim.
Alasan pemilihan teknik observasi berdasarkan pada pendapat Guba dan Lincoln yang di tulis oleh Lexy J. Moleong bahwa :
“Teknik pengamatan mampu memahami situasi-situasi yang rumit, tekhnik pengamatan juga memungkinkan melihat dan memahami sendiri prilaku dan kejadian yang sebenarnya terjadi di lapangan”15

b.Interview
Esterberg (2002) mendefenisikan interview dengan “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu16.
Dalam penelitian ini, metode interview yang digunakan peneliti adalah metode interview terstruktur yang terdiri dari serentetan pertanyaan terkait dengan informasi yang ingin didapatkan oleh peneliti, yakni strategi kepala sekolah SD Integral Luqman Al-Hakim terkait dengan opimalisasi fungsi lingkungan pendidikan sebagai sarana peningkatan mutu pendidikan disekolah yang dipimpinnya. Selain itu melalui interviw ini peneliti akan mencari data terkait dengan seluk beluk sekolah tersebut.
Ada beberapa pertimbangan peneliti memilih metode ini, salah satunya adalah untuk memeperoleh informasi (data) secara mendalam dan langsung pada subjek atau pelaku dalam penelitian ini. Pertimbangan ini berdasr pada pendapat Susan Stainback (1998) yang mengemukakan bahwa : interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpet a situation or phenomenon than can be gained through observation alon. Jadi dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.17
c.Dokumentasi
Dalam mendefinisikan istilah dokumentasi, Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” menuliskan, “dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seprti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”.
Untuk memudahkan peneliti nantinya dalam mendeskripsikan data yang ada, sekaligus menambah keabsahan data penelitian ini, maka sangat perlu bagi peneliti untuk memakai metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang18. Dokumen yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek penelitian baik itu berupa tulisan, diari, jurnal maupun dokumentasi berupa photo dan lain-lain.
5. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian ilmiah, terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.19 Dengan begitu sangat diperlukan kejelian dan ketepatan dalam memilih instrumen apa yang tepat digunakan dalam proses pengumpulan data nantinya lapangan, sehingga data yang diperoleh nantinya betul-betul valid dan reliabel.
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan menggali data di lapangan adalah sebagai berikut :
a)Peneliti (human instrument)
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Prof. Dr Sugiyono mengemukakan bahwa “the researcher is the key instrumen”. Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.20
b)Pedoman wawancara, yakni berupa sederet pertanyaan yang terkait dengan data yang diinginkan peneliti, yang digunakan pada proses wawancara berlangsung.
c)Pedoman pengamatan, berupa daftar jenis kegiatan yang akan diamati peneliti selama berada di lapangan.
6. Tehnik Analisis Data
Secara defenitif analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian data (Patton,1980:268).21 Adapun menurut Bogdan, “ Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others”. Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.22
Dalam penelitian ini, digunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan induktif dalam menarik kesimpulan dari data yang ada. Artinya peneliti bertolak dari fakta, informasi dan data empiris untuk membangun teori. Atau berangkat dari kasus-kasus yang bersifat khusus berdasarkan pengalaman nyata (ucapan atau perilaku subyek penelitian atau situasi lapangan penelitian), untuk kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip, atau definisi yang bersifat umum.
Setelah data diperoleh, ada tahapan yang ditempuh dalam menganalisis data, antara lain:
1.Peneliti membaca dan mempelajari data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data.
2.Mereduksi data dengan jalan membuat abstraksi, yaitu usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan perrlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.
3.Menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi yang dilakukan sambil membuat koding. Satuan merupakan alat untuk menghaluskan data.
4.Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
a.Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan judul, dan sistematika pembahasan.
b.Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan dengan topik penelitian, antara lain tentang teori-teori terkait dengan strategi kepala sekolah dan konsep-konsep tentang lingkungan pendidikan.
c.Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data selama di lapangan dan cara menganalisisnya. Metode penelitian ini sangat berpengaruh pada keabsahan data dan hasil penelitian nantinya.
d.Bab IV : Sajian dan Analisis Data
Bab ini memaparkan tentang sajian data dan analisis data. Sajian data meliputi setting penelitian atau gambaran umum subyek penelitian, mulai dari latar belakang berdirinya SD Integral Luqman Al-Hakim Surabaya, letak giografisnya, struktur organisasi, visi dan misi sekolah dan tentang kajian pokok penelitian yaitu tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui optimalisasi fungsi Lingkungan pendidikan di sekolah tersebut.
e.Bab V : Penutup
Bab ini memuat tentang kesimpulan peneliti dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat untuk menjadi pertimbangan lebih lanjut.











Daftar Pustaka


Akdon. 2006. Strategic Management For Educational Management; Manajemen Strategi untuk Manajemen Pendidikan. (Bandung: Alfabeta)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta : PT Rineka Cipta,)

Noor, Hery. 1999. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos),223-226

Kholis, Nur. 2003. Dasar-dasar pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta)

Meleong, Lexi J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosda karya)

Pratanto, Pius dkk. 1994. Kamus Ilmiah Populer (Surabaya, Arloka)

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen strategic dalam peningkatan mutu penndidikan pembuka ruang kreativitas, inovasi dan pemberdayaanpotensi sekolah dalam system otonomi sekolah. (Bandung: Alfabeta).

Sugeng, Achmad. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. (Surabaya, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim).

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung; Alpabeta).

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Bandung; Alpabeta).

Wiryana, Made.-----. Penyelesaian problem sosial melalui optimalisasi fungsi tri pusat pendidikan. (sebuah tulisan yang idenya tercetus ketika banyak melihat problem sosial di kampung-kampung miskin di perkotaan). http://www. lp3b. com/?pilih= news&aksi= lihat

Undang-undang sistem Pendidikan nasional no.20 tahun 2003


Related Posts



0 komentar:

Posting Komentar